Namaku yuna, aku berusia 24 tahun. Aku adalah seorang pegawai bank di sebuah bank swasta di jawa barat. Dan adik laki-lakiku bernama Eno, yg sekarang duduk di kelas 12 SMA. Aku tinggal sendirian di rumah bersama adik laki-lakiku dikarenakan Ayah bekerja di luar jawa dan ibuku menemani ayahku untuk tinggal disana. Tiap hari aku selalu dijemput pacarku untuk diantar ke tempat kerjaku. Sementara adikku berangkat selalu lebih dulu dariku menggunakan sepeda motor maticnya dikarenakan dia termasuk anak yg rajin di sekolahnya. Untungnya walaupun tidak ada orang tua di rumah, tapi rumah selalu ramai. karena teman-teman adikku sering ke rumah entah untuk main, ataupun mencontek hasil tugas dari adikku. Kamarnya di lantai dua pun sering terlihat ada kehidupan daripada di lantai satu. Aku pun bersyukur karena kamarku terletak di lantai 1, karena aku benci keributan, terlebih lagi aku butuh istirahat karena capek bekerja.
Semua teman-teman adikku terlihat anak baik-baik di mataku, sehingga aku bersyukur mereka berteman dengan adikku yang notabene sering kesepian karena jauh dari orang tua. bahkan aku sampe hafal nama-nama mereka yg sering datang ke rumah, bahkan sampai menginap. Ada 3 orang teman adikku yg bisa dibilang mereka teman akrab adikku. Ada Edo yg berasal dari timur, dia punya fisik yg tinggi besar dan berkulit hitam sehingga sering dipanggil ambon. Yg kedua ada Diaz yg sering mentraktir adikku dan teman-temannya karena orang tuanya adalah salah satu anggota dewan yg menjabat di kota ini. Dan yg terakhir ada fahmi yg sering kali dibully oleh teman-temannya dikarenakan tinggi tubuhnya yg kurang dari 160cm. Sehingga seringkali dipanggil cebol sama teman-temannya. Mereka semua adalah teman-teman adikku yg sering kali menginap di rumah, sehingga sudah kuanggap adikku sendiri. Bahkan tak jarang aku berterima kasih ke mereka karena sudah mau berteman dengan Eno.
Suatu hari Eno masuk rumah sakit dikarenakan demam berdarah, ayah dan ibu pun tidak bisa pulang dikarenakan ada meeting penting di kantornya. Ayah cuma mentransfer uang untuk pengobatan Eno di rumah sakit. Aku pun terkadang jengkel dengan mereka, orang tua macam apa yg mementingkan pekerjaannya dibanding kesehatan anak mereka sendiri. Aku pun mengajukan cuti 2 hari untuk menemani Eno di rumah sakit. Bahkan ketiga teman akrab adikku pun ikut bergantian menemani eno.
3 Hari berlalu, konidisi Eno pun tak kunjung membaik, aku pun ditelfon pihak rumah sakit untuk mengurus dokumen administrasi yg belum terselesaikan supaya bisa segera ditindaklanjuti ke penanganan yg lebih baik. Aku pun izin untuk pulang lebih awal dari pekerjaanku supaya bisa pergi ke rumah sakit. Sesampai di rumah sakit, aku langsung menemui dokter dan bagian administrasi supaya adikku langsung diberi penanganan yg lebih baik. Akhirnya adikku pun dipindahkan kamar ke yg lebih mahal, harapannya kondisi Eno semakin membaik.
Waktu menunjukkan jam 7 malam, aku bermaksud ingin pulang dan membawakan baju ganti untuk Eno. Aku menghubungi pacarku dan bermaksud untuk mengantarkanku pulang. Tetapi HP pacarku tidak bisa dihubungi, sudah 3x aku menelpon tetap saja tidak ada jawaban. Akhirnya aku minta bantuan ke teman adikku yg bernama diaz. Karena waktu itu hujan deras, jadi aku ingin pulang naik mobil agar tidak kehujanan. Dan dari ketiga teman adikku, Diaz lah yg punya mobil. Dan untungnya diaz pun menyanggupi, dan aku disuruh menunggu 15 menit.
Akhirnya kulihat mobil CR-V pun berhenti di seberang jalan. Kemudian hp ku berdering, dan ternyata panggilan itu dari diaz. Diaz meminta aku menyebrang jalan untuk pergi ke mobilnya daripada dia yg menjemput aku ke rumah sakit. Karena jika diaz harus menjemput ke rumah sakit, dia harus memutar balik yg mana putar baliknya berada lumayan jauh. Akhirnya aku pun mengiyakan. Hujan masih turun lumayan deras, sehingga aku yg masih pakai seragam kerja, basah kuyup terkena air hujan.
Setiba di mobil, ternyata tidak hanya diaz yg ada di dalam, tapi ada Edo dan Fahmi yg turut ikut di mobilnya diaz. Mereka mengaku ingin menjenguk Eno juga. Melihat mereka semua ngomong seperti itu, dalam batinku, “ah beruntungnya adikku punya teman-teman sebaik mereka”.
Akhirnya nggak begitu lama kita nyampai di rumah. Setiba di rumah, aku bilang kepada mereka untuk mencarikan baju ganti untuk eno di kamarnya. Sedangkan aku mau mandi dulu dan ganti baju, karena sebagian baju udah basah kuyup karena air hujan tadi. Akhirnya aku pun masuk ke kamar untuk mengambil baju dan bersiap untuk mandi. Namun tiba-tiba, ketika aku mau menutup pintu kamar, terlihat ada kaki dibawah yg mengganjal pintu, sehingga pintu tidak bisa ditutup. Kemudian aku lihat ternyata Edo yang mengganjal pintu tersebut dengan kakinya. Sontak aku kaget dan bertanya, “kenapa do?”. Belum lama setelah aku bertanya, tiba-tiba edo membuka pintu kamarku secara paksa. Kemudian diaz dan fahmi masuk ke kamarku.
Aku yg kaget dan sedikit takut, bertanya ke mereka dg nada yg keras, “mau apa kalian!?”. Diaz pun yg pertama menjawab, “tenang mbak yuna, malam ini kita bakal bersenang-senang”. Sambil mukanya tersenyum seolah-olah dia sudah merencanakan ini sejak lama.
Dari belakang tiba-tiba edo memegangi tanganku dan dilipatnya ke belakang, posisiku pun terlihat seperti penjahat yg baru ditangkap polisi. Aku dg sekuat tenaga berusaha melepaskan diri dari Edo, namun apa daya, aku yg bertubuh kurus ini tak kuasa untuk melepaskan diri dari Edo yg tubuhnya besar. Kemudian diaz menyuruh fahmi untuk menutup pintu kamarku dan menguncinya. Sementara edo, tidak hanya memegangi tanganku, tapi juga memegang bagian tubuhku yg lain.
Diaz kemudian bertanya pada edo, “do, gimana rasanya bisa pegang-pegang tubuh mbak yuna?”
Edo pun menjawab, “enak yaz, wangi lagi baunya mbak yuna, padahal belum mandi hihihi” jawab edo sambil mencium leher belakangku.
Aku pun berteriak sambil mengancam mereka, “eh kalian semua jangan macam-macam yaaa. Kulaporin kalian ke polisi”.
Diaz pun menjawab, “silahkan lapor polisi mbak, tapi sebelum itu layanin kita bertiga dulu dengan tubuh seksimu”.
Mendengar kata-kata Diaz, aku langsung ketakutan tapi tubuhku tidak bisa digerakkan gara-gara edo memegangiku dari belakang. Namun tiba-tiba edo memalingkan kepalaku ke sebelah kanan dengan tangannya, kemudian wajahnya edo tiba-tiba sudah didepan wajahku. Mulutnya langsung mencium bibirku dengan paksa. Bisa kurasakan bibirnya yg tebal dan kasar bersentuhan dengan bibirku yg kecil.
Seketika aku langsung berontak supaya bisa lepas dari ciuman edo, namun aku tak bisa karena kepalaku ditahan oleh tangan kiri edo.
Melihat kejadian itu, diaz langsung mengomel sambil marah-marah ke edo, “woy brengsek, kenapa lu yg duluan cium bibir mbak yuna. Kan ide ini gua yg buat anjing, harusnya gua duluan lah!”
Mendengar diaz mengomel, edo kemudian melepas ciuman kasarnya kepadaku sambil minta maaf ke diaz, “maaf yaz, gua ga tahan pengen nyium mbak yuna, habis dari belakang baunya wangi. Ini aja kontol gua udah ngaceng.”
Seakan nggak terima mangsanya dimakan duluan, diaz pun memarahi edo habis-habisan, “lu yaa, udah mulai kurang ajar sama gua. Harusnya gua yg nikmatin duluan semua tubuh mbak yuna, kan gua disini bosnya. Pokoknya lu ntar kebagian jatah setelah si fahmi. Sekarang lu baringin mbak yuna ke kasur dan pegang erat-erat tuh tanganbiar ga berontak.”
Edo pun hanya mengangguk dan melaksanakan perintah diaz. Dibawanya aku ke kasur, kemudian ditelentangkan tubuhku sambil diatas ada si edo yg memegangi kedua tanganku. Aku pun ingin melawan tapi tenagaku tidak sebanding dengan tenaga edo.
Di tempat tidur, diaz kemudian naik ke ranjang dan memposisikan tubuhnya diatas tubuhku. Tanpa berkata apa-apa langsung mencium bibirku. Aku yang tidak ingin dicium laki-laki manapun kecuali pacarku, berusaha untuk tetap menutup mulut. Tapi lidah diaz terus berusaha membuka mulutku. Dilumat-lumatnya bibir bawahku olehnya. Sampai akhirnya aku merasakan geli yg ada di area vaginaku sehingga aku tidak sadar membuka mulutku. Begitu mulutku terbuka, langsung saja diaz mencium bibirku seperti orang yg lagi kesetenan. Dilumat habis bibirku olehnya. Disela-sela diaz menciumiku, kulihat ada tangan yang menggesek-gesek di area vaginaku yg masih tertutup celana. Ternyata fahmilah pelakunya. Kulihat fahmi dengan sengaja menggesek-gesekan tanggannya ke vaginaku sambil dia tersenyum ke arahku.
Setelah hampir 2 menit diaz melumat bibirku, dia pun mulai menciumi leherku. Aku yg sudah tidak punya tenaga, hanya bisa pasrah melihat tubuhku dijadikan mainan oleh anak-anak sma ini.
Dibukanya bajuku mulai dari kancing atas sampai bawah. Dan terlihatlah payudara dan bra warna merahku. Kemudian diaz berkata, “oh mbak yuna, putih bersih banget tubuhmu, halus dan wangi lagi.” Setelah
Aku yang tidak punya tenaga, mencoba untuk bernegosiasi supaya lepas dari tindakan mereka. “aku mohon yaz, jangan lakuin ini. Apapun aku lakuin, asal lepaskan aku.” Pintaku kepada diaz.
Seperti tidak mendengar pintaku, diaz terus saja melepaskan baju ku satu persatu. Celana, bra, dan celana dalamku dilucuti semua oleh diaz. Hingga akhirnya aku tidak mengenakan satu helai pun yg menutupi badanku. Melihat aku yg telanjang, mata mereka seperti mata binatang buas yang kelaparan dan baru saja menemukan mangsanya.
Dilucuti seperti itu, aku menangis sambil minta ampun supaya dilepaskan. Tapi mereka tidak menghiraukan tangisanku. Bahkan diaz pun langsung menjilati tubuhku dari atas sampai bawah. Kurasahkan lidah diaz menjilati kulitku dari wajah sampe akhirnya turun di vaginaku. Disana lidah diaz menjilati vaginaku sangat lama. Lebih lama dari pada dia menjilati payudaraku. Rasa geli yg semakin kuat kurasakan tiap lidah diaz menjilati vaginaku. Kaki ku pun berontak supaya diaz berhenti menjilati vaginaku. Tapi fahmi segera memegangi kedua kakiku.
“Sluuuurp sluuurp sluuuurp” begitulah suara yg ditimbulkan dari jilatan diaz ke vaginaku. “aaaah enak banget memekmu mbak yuna, udah jembutnya tipis, wangi lagi.” Kata diaz sembari melanjutkan jilatannya.
Tidak lama, diaz menghentikan aksinya. Namun dia mendekati wajahku sambil berkata, “Puasin kontolku sayang. Malam ini kita akan isi memekmu dengan peju kita.”
Sontak aku langsung berteriak, namun tangan edo dg cepat membungkam mulutku. Aku melihat diaz membuka baju dan celananya. Terlihat juga kontol diaz yg sudah menegang keras. Aku langsung mencoba berontak, kutendang-tendang kakiku supaya bisa lepas dari cengkraman tangan fahmi. Namun sia-sia, kekuatan cewek kurus sepertiku tidak akan mampu lepas dari cengkraman cowok belasan tahun seperti fahmi.
“Aaaaaaahhh….” mulutku reflek merintih, karena Kurasakan ada sesuatu yg keras masuk ke dalam vaginaku.
“oooh yes, enak banget memekmu mbak yuna. Oooh oooh” diaz pun mulai meracau disertai bunyi “plak plak” karena suara paha diaz bertemu dg pahaku.
Mataku hanya bisa terpejam dan sesekali keluar air mata. “mmmhh aaahh udaaah stop, aaaahh stooooppp” aku pun meminta supaya diaz berhenti. Namun diaz pun seolah tidak menghiraukan perkataanku, malah dia mempercepat goyangan pinggulnya.
“mbak yuna pengen berhenti? tapi kayaknya memek mbak yuna ga mau tuh. Liat aja tuh memeknya mbak yuna, ngejepit kontolku banget. Kayak ga ngebolehin kontolku keluar hahaha” timpal diaz sambil terus menggoyangkan pinggulnya.
Kakiku yg tadinya berontak menendang-nendang, sekarang diam seolah tidak punya tenaga. tanganku pun begitu, tadinya edo yg berusaha sekuat tenaga memegangi tanganku, sekarang telah ia lepaskan. Tanganku hanya bisa mencengkram sprei kasur sebagai pelampiasan karena kontol diaz mengobok-obok vaginaku.
Mataku yg tadinya terus terpejam, kucoba untuk kubuka karena aku merasa ada cahaya yg menyilaukan mataku. Betapa kagetnya aku melihat fahmi memegang kamera handphonenya dengan flash yg terus menyala.
“jangan rekaaaamm, aaah jangan direkaaammmm…” teriak aku meminta fahmi utk tidak merekam adegan diaz menyetubuhiku.
“kenapa kok ga mau direkam sayaaang? Nanti akan kita buat kamu terkenal kok. Toh lagian wajahmu kan mirip aino kishi.” Jawab diaz
“enggaaaak jangan direkaaaammmhh” teriakku supaya tidak direkam adegan menjijikkan ini.
Tapi tiba-tiba edo langsung mencium bibirku, sontak mulutku terdiam karena terganjal oleh bibir kasar edo. Tidak lama goyangan pinggul diaz semakin cepat, dan payudaraku diremas-remas oleh diaz.
“aaah mbak yuna, aku mau keluar mbak yunaaa aaaah” kata edo sambil mendesah
Mendengar diaz berkata seperti itu, aku pun panik dan meminta diaz untuk tidak mengeluarkan sperma di dalam vaginaku. “mmmhh mmmhh mmhhhhhhh” namun sayangnya suaraku yg terganjal mulut edo tidak bisa keluar dg sempurna.
“aaaah aaah mbak yuna, enak memekmu mbak yunaa. Mbak yunaa aku keluar mbak yunaaaa aaaaaaaahhhhh” jerit diaz.
Setelah diaz menjerit, Aku merasakan cairan hangat yg keluar di dalam vaginaku. Tidak terbayang sebelumnya, bahkan ketika aku berhubungan badan dengan pacarku, aku selalu meminta dia memakai kondom supaya aku tidak hamil. Tapi kini aku dijadikan budak seks oleh 3 orang remaja yg mana semuanya sudah kuanggap sebagai adikku sendiri.
Air mataku bercucuran, tubuhku melemas, aku tidak bisa berkata apa-apa kecuali menangis. fahmi yang tadi merekam semua kegiatan perkosaan ini, mendekatkan kameranya ke vaginaku. Terekam jelas sperma diaz yg meleleh keluar dari vaginaku.
Fahmi kemudian melempar hp nya ke edo sambil berkata, “mbon, gantian rekam gih. Sekarang giliran gua.”
Fahmi yg sudah tidak tahan melihatku yg terkulai lemas, langsung melepas celananya. terlihat jelas penis fahmi yg sudah setengah tegang. Fahmi kemudian mendekatkan penisnya ke arah wajahku.
“mbak yuna, bentar lagi kontol ini yg masuk ke memek mbak yuna. Sekalian aku nyumbang peju yaaa. Siapa tau nanti anaknya mbak yuna mirip aku” kata fahmi sambil menampar-namparkan penisnya ke wajahku. Kurasakan penis fahmi yang setengah tegang menampar-nampar pipi dan hidungku, bahkan bau penisnya saja sudah bikin aku mau muntah.
Tidak butuh waktu lama untuk penis fahmi mencapai full ereksinya, fahmi langsung bergegas menuju vaginaku dan memasukkan penisnya.
“aaaaaaaaaaahhh” teriakku ketika penis fahmi masuk kedalam liang kemaluanku.
Kedua tanganku langsung ditarik oleh fahmi, seolah-olah kita bergandengan tangan. sambil terus memegangi kedua tanganku, fahmi terus menggenjot penisnya ke dalam vaginaku.
Kurang lebih 3 menit, fahmi menyetubuhiku dengan posisi seperti itu, kemudian fahmi melepas penisnya dan berkata, “mbak, gaya miring dong.”
Aku yg sudah tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa nurut ketika fahmi mengatur posisi badanku. Badanku dimiringkan ke arah kiri, dan fahmi berada di belakangku. Kemudian diangkat kakiku yg sebelah kanan, dan diarahkan lagi penisnya masuk ke vaginaku.
Jleeebbb, penis fahmi pun masuk lagi ke vaginaku yang sudah basah. Posisi ini lebih terasa menyakitkan bagiku karena mengharuskan aku mengangkat kakiku. karena jika tidak kuangkat, vaginaku akan menyempit dan penis fahmi akan terasa sakit bagiku.
“aaah aaahh mbak yuna sayaaang, enak banget memekmuuu mbaaak aaaaahhh” bisik fahmi di telingaku. Aku yg mendengar fahmi berkata seperti itu, membuatku semakin menangis. air mataku pun tidak berhenti keluar.
Tiba-tiba fahmi mengangkat tanganku ke atas, kemudian ketiakku dijilati oleh fahmi. “sluurp sluuurpp sluuurrppp” suara jilatin fahmi sampe terdengar di telingaku. Rasa geli di ketiakku membuat aku tidak bisa mempertahankan posisi kaki kananku yg kuangkat, perlahan lahan kaki kananku turun, dan kurasakan vaginaku terasa sempit.
Dengan turunnya kakiku, cengkraman vaginaku lebih terasa mencengkram untuk kontol fahmi. Benar saja, fahmi mempercepat goyangan pinggulnya sambil berteriak, “aaaah enak memekmu yuna sayaaang, aku keluar aaah aaah aaaaaahhhhh.” Erangan fahmi dibarengi spermanya yg keluar di dalam vaginaku.
aku terkulai lemas tak berdaya, yg ada hanya air mataku yg terus jatuh bercucuran. Fahmi pun masih terkulai lemas di sebelahku, bahkan nafasnya terdengar di telingaku.
tidak berselang lama, edo berkata, “mi minggir cepet, gantian!” sambil menyuruh fahmi bangun dari tempat tidurku.
“oh sial, aku lupa masih ada satu lagi cowok yg akan memperkosaku” kataku dalam hati.
Fahmi pun bangun dari tempat tidurku, digantikan edo yg langsung mendekatiku. Dilepasnya celananya. Begitu terkejutnya aku ketika edo melepas celananya, terlihat penis edo yg hitam dan besar. Lebih besar dari penis teman-temannya. Mungkin karena edo keturunan timur, yg notabene mempunyai ukuran penis diatas rata-rata. Tanpa basa basi edo langsung memasukkan penis besarnya ke vaginaku. dan jleeebbb vaginaku yg sudah basah, tidak sulit untuk dimasukkan penis edo.
“aaaaaaaaah sakiiiittt….” Sontak aku berteriak keras, karena penis edo ini sangat besar.
Setelah memasukkan penisnya, tubuhku diangkat oleh edo. Edo duduk sambil memangku tubuhku diatasnya. Aku hanya bisa berpegang pada pundak edo. Kemudian pinggul edo mulai bergerak, aku berteriak untuk kedua kalinya karena penis edo menyentuh dinding rahimku. Aku hanya menangis sambil berteriak sembari merasakan penis edo yg besar menyentuh dinding rahimku berulang kali. Aku berharap ada tetanggaku yg mendengar jeritan suaraku, namun derasnya hujan mengalahkan suara teriakanku, seolah hujan tidak ingin ada yg menggangu keinginan ketiga pemuda ini untuk memperkosaku.
Seolah tidak ingin aku berteriak, edo menyosor bibirku dengan bibirnya. Aku yg tidak ingin bibirku diciumi oleh bibir edo yg kasar, mencoba menutup rapat-rapat mulutku. Tapi nyatanya aku tidak bisa, penis edo yg besar mengaduk-aduk vaginaku yg membuatku selalu membuka mulut untuk menjerit dan ketika aku membuka mulut, bibir edo melahap bibirku dengan rakusnya. Aku yg kesakitan hanya bisa menjambak rambut edo yg kribo sambil bibirku dilumat oleh bibir edo.
Kurang lebih 2 menit berlalu, edo menidurkanku di kasur dengan posisi terlentang. Edo pun mulai memasukkan kembali penis besarnya ke dalam vaginaku sembari menindihku dari atas. Aku pun hanya bisa merintih kesakitan ketika penis edo mengobok-obok vaginaku. kembali bibir edo menciumi bibirku sambil dia menggenjot penisnya ke dalam vaginaku. edo dengan rakus menciumi bibirku, sambil satu tangannya meremas payudaraku.
Entah aku tidak ingat lagi berapa lama dia menciumi bibirku, tiba-tiba edo mempercepat goyangan pinggulnya sambil memperkuat ciuman di bibirku, bibirku seperti tersedot oleh bibir edo. Di bagian vagina, aku merasa rasa sakit yg lebih ketika edo mempercepat goyangan pinggulnya. Aku yg sudah tidak berdaya, hanya bisa pasrah sambil meringis menahan sakit. Tiba-tiba aku merasakan ada cairan hangat yg membanjiri vaginaku. vaginaku terasa sakit sekali, bahkan ketika edo melepas penis besarnya keluar dari vaginaku. aku hanya bisa menangis sesenggukan sambil menutup muka.
Aku lihat beberapa kali flash kamera menyala. Entah berapa kali mereka mengambil fotoku dengan kondisi kaki yang terlentang dan vagina yg dibanjiri oleh sperma.
Kemudian diaz datang membisikkan sesuatu, “mbak yuna disini saja yaaa, biar kami bertiga yg menjaga eno di rumah sakit, sebagai bentuk imbalan kami karena mau memuaskan kami bertiga hahaha. Dan ingat, jangan sekali-kali coba lapor polisi, kalu nggak mau vidio dan foto ini menyebar. Oke sayang.”
Setelah berkata seperti itu, mereka keluar dari kamarku dan pergi ke rumah sakit untuk menjaga adikku. Mendengar suara mesin mobil yg semakin lama semakin hilang, aku sedikit lega. Namun aku hanya bisa menangis di kasur sambil menutup muka. Berharap ini semua hanya mimpi buruk dimana nanti ketika aku bangun, hal ini tidak pernah terjadi.
2 hari telah berlalu, adikku telah pulang dari rumah sakit dan telah kembali beraktivitas. Aku masih belum bisa melupakan kejadian mengenaskan malam itu. Aku pun sering mengatakan kepada adikku untuk tidak terlalu sering bergaul dg ketiga anak bejat itu. Tapi adikku selalu menolak, karena dia merasa bahwa ketiga anak itu adalah sahabat baiknya. Namun adikku yg polos ini tidak tau apa yg mereka perbuat terhadapku malam itu. Mereka dg tega memperlakukan aku sebagai pemuas nafsu mereka. Mereka bahkan merekam kejadian pemerkosaan itu dari awal sampai akhir, yg membuatku tidak bisa melaporkan tindakan mereka ke polisi.
Dan malam itu aku menstruasi!, Oh tuhan aku sangat senang sekali. Aku sangat kepikiran ketika sperma mereka semua masuk ke dalam vaginaku malam itu. Aku bingung setengah mati bilamana aku hamil sebelum nikah. Setelah kejadian itu aku sering membujuk pacarku untuk segera menikahiku, namun dia tidak mau. Dia beralasan belum siap secara mental dan secara finansial. Entah sudah berapa kali aku membujuknya, namun dia selalu saja menolak. Lama-lama aku kesal sendiri melihat dia terus menerus menolak ajakanku untuk menikah, hingga akhirnya dia meminta waktu 1 Minggu untuk memikirkan masa depan kita berdua. Aku pun setuju, karena bagiku waktu seminggu bukanlah waktu yang lama.
3 hari setelah itu, pacarku tiba-tiba mengirim chat wa bahwa dia setuju untuk menikahiku. Sontak aku kaget bercampur senang, karena aku tidak menyangka bahwa akan dikabari secepat ini, karena janjinya dia akan mengabariku setelah satu Minggu. Aku langsung menelpon pacarku untuk mengkonfirmasi apa dia beneran atau hanya bercanda.
“Yang, kamu beneran nih? Kamu ga bohong kan?” tanyaku sambil tergesa-gesa karena memang aku kaget sekaligus senang.
“iya sayang, dan orang tuaku pengen ketemu sama 2 hari lagi, makan malam di rumahku.” Jawab dia
“aaaaa makasih sayaaaang, I love you I love youuuuu” balasku karena senangnya bukan main.
“love you too baby, eh udah dulu yaa aku masih ada kerjaan Nih. Bye sayaaang.” Balas dia sekaligus menutup telponnya.
Hatiku campur aduk kesenangan tidak karuan. Bahkan sampai aku nggak fokus saat melayani customer di bank. Pikiranku langsung penuh dipenuhi pikiran pakai baju apa ya nanti saat ketemu orang tuanya, terus bawa bingkisan apa nanti ketika bertamu ke rumahnya, dll.
Akhirnya setelah pulang kerja aku memutuskan untuk mampir ke mall dekat tempat kerjaku, aku berencana membeli sepasang baju yg nantinya akan aku kenakan besok lusa untuk menemui orang tua pacarku.
Sesudah membeli baju yg kusukai, aku bergegas pulang ke rumah. Aku memesan ojek online untuk aku pulang, karena aku tau pacarku sedang ada pekerjaan penting di kantornya, jadi aku tidak mau mengganggunya.
Sesampainya di rumah, kulihat di depan banyak sepatu yg berjejer di teras rumah. Kupikir teman-teman adikku lagi mengerjakan PR seperti biasa. Aku sedikit panik, tapi aku langsung bernafas lega karena tidak ada mobil CRV milik Diaz. Setidaknya ketiga anak jahanam itu tidak ada disini.
Akhirnya aku memberanikan diri untuk masuk ke rumah, tanpa salam yg biasa aku ucapkan, aku langsung pergi menuju kamarku yg terletak di lantai 1 di bagian pojok sendiri. Belum sempat aku mengunci pintu, tiba-tiba ada pesan wa masuk dari nomer yg belum pernah aku save kontaknya. Dalam batinku berkata, “ah paling orang iseng”. Tapi setelah kubuka, ada sebuah video berukuran 100mb lebih. Akhirnya kupencetlah tombol download karena penasaran. Setelah selesai kudownload, begitu kagetnya aku ketika tau isi dari video itu, video itu tak lain adalah video pemerkosaan ku oleh ketiga cowok jahanam itu. Langsung lemas kedua kakiku, seketika aku terduduk di ranjang dengan pandangan kosong.
Tiba-tiba ada chat masuk dari nomer yg sama, “mbak Yuna, ini Fahmi. Rahasia mbak Yuna aman kok, karena video itu cuma aku yg punya. Karena hp yg dipake merekam kejadian kemarin, itu hp ku. Tapi sebagai imbalan tutup mulut, aku mau mbak Yuna menuruti kemauanku. Iya Cuma aku aja. Kalau tidak, akan kusebarkan video itu ke Eno dan ke internet”.
Setelah membaca pesan tersebut, tubuhku seperti tidak ada tenaga sama sekali, lemas tak berdaya. Tatapan kosong, air mata jatuh bercucuran.
Tiba-tiba pintu kamarku terbuka, aku kaget ternyata itu Fahmi. Setelah dia masuk, dia langsung mengunci pintu kamar sambil menaruh jari telunjuknya ke hidung dan bilang “sssttt”. Aku Cuma diam membatu, hanya bisa melihat fahmi yg terus mendekat kepadaku. Aku melihat fahmi dengan ekspresi marah campur sedih. Fahmi mendekatiku dan menyeka air mata yg jatuh ke pipiku, sambil dia berkata, “jangan nangis sayaaang, mau enak-enak kok nangis sih.”
Aku yg mendengar kata-kata fahmi, langsung menutup mata, menutupi muka. Tak tertahankan air mataku yg jatuh membasahi pipi. Tiba-tiba fahmi membuka tangan yang menutupi mukaku, dan langsung mencium bibirku. Aku yg kaget, hanya bisa menutup bibirku rapat-rapat dan menggerakkan kepalaku untuk mengelak ciuman fahmi. Tapi secara cepat tangan fahmi memegang kepalaku, dan melanjutkan ciumannya. Meskipun bibirku ku tutup rapat-rapat, tetap bisa dibuka dengan mudah oleh bibir dan lidah fahmi. Kurasakan air liur fahmi membasahi bibirku. Aku yg merasa jijik hanya bisa menutup muka, aku tidak berani membuka mataku sedikitpun.
Ditengah-tengah fahmi menciumi bibirku, satu tangan fahmi mencoba untuk membuka seragam kerjaku. Aku hanya pasrah ketika kancing bajuku satu persatu terbuka. Dibukanya kancing bajuku satu persatu sampai dilepaskannya baju ku sampai menyisakan payudaraku yang dibungkus bra warna pink. Fahmi menghentikan ciumannya dan melihat ke arah payudaraku. “ooooh mbak yuna sayaaang, indah sekali payudaramu, cocok sekali dibungkus bra warna pinkmu yg berenda-renda.”
Tanpa ba bi bu, fahmi langsung melepaskan pengait bra dibalik punggungku. Seketika lepaslah bra yg menutupi kedua payudaraku. Melihat aku dengan kondisi topless, fahmi langsung mencium payudaraku. Bagai bayi yg sedang menyusu ibunya, Fahmi terus menyedot putingku yg belum mengeluarkan ASI. Bergantian kedua payudaraku dimainkan oleh Fahmi.
kartu poker slot“toket Mbak Yuna emang terbaik, Pas. ga kecil ga gede. Apalagi putingnya masih pink. Kalo Diaz Ama Edo ada disini, pasti udah dimainin rame-rame deh toketnya mbak Yuna hehehe.” Ucap Fahmi.
Setelah puas memainkan payudaraku, dia menuntun tubuhku untuk berbaring. Tubuh lemasku hanya bisa menuruti keinginan Fahmi. Mulai lah dilepaskan rok dan celana dalam ku. Tangan Fahmi pun mulai mengelus-elus vaginaku.
“aaaaaahhh” aku spontan berteriak setengah mendesah. Kurasakan satu jari fahmi masuk ke vaginaku.
“waaaah kok udah basah mbak Yuna, apa jangan-jangan udah ga sabar nih” ucap fahmi setengah meledek.
“Udaaaaaahhh mmmhh” aku meminta Fahmi untuk mengeluarkan jarinya dari vaginaku.
Untungnya setelah aku berteriak, Fahmi mau mengeluarkan jarinya dari dalam vaginaku. Namun bukannya berhenti, Fahmi malah menjilati vaginaku.
“sluuuurrpp sluuurrpp” bunyi itu terdengar keras. Lidah Fahmi dg lihai menjilati vaginaku.
“Mmmmmhhh aaaahhh” aku hanya bisa mendesah sambil menjambak rambut Fahmi. Seolah tidak merasakan apa-apa, Fahmi malah semakin liar menjilati vaginaku. Rasanyaaa geli sekali, aku hanya bisa mendesah dan kepalaku mendongak keatas.
“udaaaah geliiiiii, udaaaah mmmhh” pintaku kepada Fahmi supaya berhenti menjilati vaginaku yg sudah basah.
“Mbaaak Yuna sayang, vagina Mbak gurih banget sih. Lezaaaat.” Kata Fahmi sambil melihat wajahku yg sudah memerah.
“Kayaknya udah waktunya nih mbak hehehe.” Kata Fahmi sambil turun dari ranjang dan melepas semua seragamnya.
Terlihatlah penis Fahmi yg sudah menegang. ukuran penis itu terlihat kontras dg tubuh Fahmi yg tingginya hanya sepundakku. Fahmi pun naik kembali ke ranjang. Fahmi pun membuka kedua kakiku lebar-lebar sambil menggesek-gesek penisnya ke mulut vaginaku.
Aku tiba-tiba teringat pacarku, besok aku diundang ke rumahnya untuk makan malam sambil membicarakan kelanjutan hubungan kita.
Sontak aku memohon ke Fahmi sambil air mataku keluar lagi. “jangan lakuin iniii, pleaseee, besok aku mau ketemu orangtuanya pacarku, aku gamau kecewain merekaaaaaaahhh”. Belum selesai kalimatku, penis Fahmi sudah masuk kedalam vaginaku.
Karena teriakanku yg keras, Fahmi secara spontan menutup mulutku dan berkata “Mbak Yuna sayang, kalo ga mau Eno sama temen-temen yg lain ngegapin kita, suaranya dikecilin yaaa” bisik Fahmi
Setelah melepaskan tangannya dari mulutku, tangan Fahmi beralih ke payudaraku. Gantian aku yg menutup mulutku dg tanganku sendiri.
“Mmmmmh mmmmhhh” suara desahanku yg keluar dari mulutku yg kututup tangan supaya tidak terdengar oleh orang lain.
Fahmi terus saja menggenjot penisnya keluar masuk vaginaku sambil meremas-remas payudaraku.
“Aaaahh aaahhh enak bgt mbak yunaaa aaahh” berkali-kali kudengar kalimat itu keluar dari mulut Fahmi.
Entah sudah berapa lama Fahmi menyetubuhiku dg posisi seperti itu, hingga akhirnya genjotan Fahmi berhenti. Dan memintaku berganti posisi.
“Mbak, nunggging dong” pinta Fahmi.
Aku hanya diam, tidak bergerak. Aku enggan melakukan permintaan Fahmi. Disamping itu, tubuhku seperti lemas tidak ada tenaga. Hingga akhirnya Fahmi yg membantuku berganti posisi. Meskipun badan Fahmi kecil, tapi dia dengan mudahnya mengangkat badanku yg tadinya terlentang, sekarang sudah dalam posisi menungging.
Melihat aku dalam posisi menungging, Fahmi pun semakin terlihat bernafsu.
“Oh shiiittt, indah banget bokongmu mbaaak. Ga gede tapi semok” kata Fahmi sambil meremas-remas pantatku.
Tidak begitu lama, Fahmi langsung menusukkan penisnya lagi.
“Jleeeebb” penis Fahmi masuk ke vaginaku. Penis Fahmi berasa lebih besar ketika berada di posisi ini.
“Aaaaaaaahhhhmmmppp” aku teriak kencang ketika penis Fahmi masuk ke vaginaku. Tapi seketika langsung kututup mulutku dg tangan, aku takut orang lain dengar.
Aku yg kesakitan tidak bisa berpikir apa-apa hanya bisa menutup mulut supaya tidak terdengar suaraku sambil mataku menangis.
“oooh mbaaaaak enak bgt mbaaak aaah aaahhh” meracau Fahmi sambil terus menyetubuhiku.
Kurasakan gengaman tangan Fahmi yg keras berada di pinggulku. mendorong pinggulku ketika dia menarik penisnya, dan menarik pinggulku ketika dia memasukkan penisnya ke vaginaku.
Bunyi “plak plak plak” berulang kali terdengar ketika paha Fahmi bertemu bokongku.
Tiba-tiba kurasakan gerakan penis Fahmi semakin cepat, bunyi “plak plak plak” pun semakin keras dan semakin cepat pula.
Fahmi pun berteriak “aaahh aaahh ga kuat aku mbak yunaaa, aaaaaahhh”
Aku pun hanya membalas “hmmmmpph hmmmppp” dg mulut tertutup dan kepalaku menggeleng tanda penolakan.
Dan crooooott, seketika aku merasakan cairan hangat dan kental memenuhi lubang vaginaku.
Aku menangis sejadi-jadinya, namun aku tak bisa berbuat apa-apa. Berkali kali Fahmi menyodok penisnya masuk ke vaginaku ketika spermanya keluar, seolah-olah memastikan semua spermanya harus keluar di vaginaku.
Tubuhku lemas, tubuhku yg tadinya menungging, pun jatuh tengkurap. Dan aku hanya bisa menangis.
Bahkan sesudah Fahmi melepaskan penisnya, aku merasa di vaginaku masih banyak sperma Fahmi. Dan perlahan mengalir keluar dari vaginaku.
Kulihat ada flash kamera yg menyala beberapa kali. Aku pun semakin menangis sejadi-jadinya.
Tiba-tiba Fahmi mendekatkan wajahnya kepadaku dan berkata, “makasih untuk sore ini mbak Yuna, memek mbak Yuna terbaik deh. Lain kali ngentot lagi yuk. Muuuah” kata Fahmi dan diakhiri ciuman di pipiku.
Mataku hanya terpejam dan mengeluarkan air mata. Namun aku tahu kalau Fahmi sudah memakai seragamnya dan bergegas meninggalkanku dg tubuh telanjang dan vagina masih dipenuhi spermanya.
“Ceklek, bam” kudengar suara pintu terbuka dan tertutup kembali.
Fahmi sudah pergi dari kamarku, dan aku masih terdiam dg tubuh telanjang yg berkeringat, tidak hanya keringatku, tapi ada keringat Fahmi juga yg menempel di tubuhku.
Aku masih menangis dengan posisi yg masih sama. Tidak ada tenaga untuk bangun, tenagaku hanya ada untuk menangis.
Entah apa yg nantinya akan terjadi padaku, aku berharap ini adalah kejadian buruk yg terakhir buatku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar